Al-Quran, kitab suci yang sangat sempurna, telah memuat
bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia dengan begitu jelas, sejak dari bentuk nuthfah sampai menjadi manusia
sempurna. Demikian agung dan besar kekuasaan Allah, dan ilmu pengetahuan modern
telah membuktikan kebenaran Al-Quran yang diturunkan 15 abad yang lalu
tersebut.
Inilah
beberapa ayat Al-Quran yang membahas tentang proses penciptaan manusia:
- Surah An-Nahl ayat 4
خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ
“Dia
telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang
nyata.”
Pada
ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari nuthfah yang
terkenal dalam dunia kedokteran dengan istilah spermatozoon yang terdapat pada
dirinya dan ovum yang terdapat pada wanita.
2.
Surah Al-Hajj ayat 5
فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ
ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ
لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ
يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ
مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا
“……Sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian
dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya….”
Pada
ayat ini Allah s.w.t menerangkan proses kejadian manusia di dalam rahim ibunya
dan kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati sebagai berikut:
- Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam a.s, adalah dari tanah. Kemudian dari Adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis ini berkembang biak manusia dalam proses yang banyak. Dan dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah berasal dari sel mani, yaitu perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam rahim wanita. Kedua sel itu berasal dari darah, darah berasal dari makanan yang dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan yang lain. Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah salah jika dikatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah.
- Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nuthfah”. Yang dimaksud dengan “nuthfah” ialah setetes mani. Setetes mani laki-laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang tidak dapat dilihat dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar. Salah satu dari sperma ini bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan perantaraan persetubuhan yang dilakukan oleh kedua jenis manusia itu. Pertemuan sperma dan ovum ini merupakan perkawinan yang sebenarnya, dan pada waktu itulah terjadi proses pertama dari kejadian manusia yang serupa terjadi pula pada binatang.
- Sperma dan ovum yang telah menjadi satu itu bergantung pada dinding rahim si ibu dan setelah beberapa lama berubah menjadi segumpal darah.
- Dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging.
- Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacad dan kekurangan pada permulaan kejadiannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna, terdapat cacat dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna dan tidak sempurna inilah menimbulkan perbedaan bentuk kejadian bentuk manusia, perbedaan tinggi dan pendeknya manusia dan sebagainya. Proses kejadian “nuthfah” menjadi “’alaqah” adalah empat puluh hari, dari “’alaqah” menjadi “mudghah” (segumpal daging) juga empat puluh hari. Kemudian setelah lewat empat puluh hari sesudah ini, Allah s.w.t meniupkan ruh, menetapkan rezeki, amal, bahagia dan sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadits: “Sesungguhnya awal kejadian seseorang kamu (yaitu sperma dan ovum) berkumpul dalam perut ibunya selama 40 malam, kemudian menjadi segumpal darah selama itu (pula) lalu menjadi segumpal daging selama itu (pula) kemudian Allah mengutus malaikat, setelah Allah meniupkan ruh ke dalamnya. maka malaikat itu diperintahkan-Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu menuliskan rezekinya, ajalnya. amalnya, bahagia atau sengsara. (H.R. Bukhari dan Muslim)
- Kemudian jika telah sampai waktunya, maka lahirlah bayi yang masih kecil itu dari dalam rahim ibunya. Masa kandungan yang sempurna ialah sembilan bulan, tetapi jika Allah menghendaki masa kandungan itu dapat berkurang menjadi enam bulan atau lebih dan ada pula yang lebih dari sembilan bulan. Pada permulaan masa lahir itu manusia dalam keadaan lemah, baik jasmani maupun rohaninya, lalu Allah menganugerahkan kekuatan kepadanya sedikit demi sedikit, bertambah lama bertambah besar, hingga sampai masa kanak-kanak, kemudian sampai masa dewasa. Pada masa manusia sempurna jasmani dan rohaninya, badannya sedang kuat, pikirannya sedang berkembang, kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang diingininya sedang ada pula. Kemudian manusia menjadi tua, bertambah lama bertambah lemah, seakan-akan kembali lagi kepada masa kanak-kanak dan menjadi pikun, akhirnya iapun meninggalkan dunia yang fana ini; ada di antara manusia yang meninggal sebelum mencapai umur dewasa, ada pula yang meninggal di waktu dewasa dan ada yang diberi Allah umur yang lanjut, sampai tua bangka. Proses perkembangan manusia sejak lahir, menjadi dewasa dan menjadi tua ini dilukiskan dalam firman Allah s.w.t.:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ
بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً
يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
“Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu, menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar Rum: 54)
- Surah Al-Mu’minun ayat 14
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ
مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ
أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.”
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa air mani
itu Dia kembangkan dalam beberapa minggu sehingga menjadi segumpal darah.
Dari darah dijadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu ada bagian
dalamnya yang Allah jadikan tulang belulang, dan ada bagian lain unsur daging
yang dijadikan daging. Kemudian tulang belulang itu Allah bungkus dengan
daging, laksana pakaian penutup tubuh, kemudian Allah jadikan makhluk yang
(berbentuk) lain. Setelah ditiupkan ruh kedalamnya, maka jadilah manusia
yang sempurna, dapat berbicara, melihat, mendengar, berpikir yang tadinya hanya
merupakan benda mati saja. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
- Surah Az-Zumar ayat 6:
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الأنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ يَخْلُقُكُمْ
فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلاثٍ
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَأَنَّى
تُصْرَفُونَ
“Dia
menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang
ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan, yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang
mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia, maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan?”
Pada
ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia pada mulanya
seorang saja. Allah menciptakan manusia yang beraneka ragam warna dan bahasanya
dari diri Adam. Kemudian Allah menciptakan pasangannya Hawa. Kemudian Allah
menjelaskan bahwa Dia pula yang menciptakan delapan ekor binatang ternak yang
berpasang-pasangan. Kambing sepasang, biri-biri sepasang, unta sepasang dan
sapi sepasang.
Sesudah itu Allah menjelaskan lebih jauh tentang kejadian manusia selanjutnya. Manusia diciptakan dengan melalui proses kejadian demi kejadian. Proses kejadiannya yang pertama ialah sebagai nutfah, sesudah itu ditempuhnya proses demi proses sebagaimana darah kental kemudian sebagai janin. Pada saat sempurna menjadi janin itulah Allah menciptakan ruh di dalamnya sehingga menjadilah makhluk hidup. Tanda-tanda kehidupannya dapat diketahui dari detak jantungnya dengan menempelkan telinga ke perut sang ibu.
Sesudah itu Allah menjelaskan lebih jauh tentang kejadian manusia selanjutnya. Manusia diciptakan dengan melalui proses kejadian demi kejadian. Proses kejadiannya yang pertama ialah sebagai nutfah, sesudah itu ditempuhnya proses demi proses sebagaimana darah kental kemudian sebagai janin. Pada saat sempurna menjadi janin itulah Allah menciptakan ruh di dalamnya sehingga menjadilah makhluk hidup. Tanda-tanda kehidupannya dapat diketahui dari detak jantungnya dengan menempelkan telinga ke perut sang ibu.
Di
samping itu Allah s.w.t menjelaskan bahwa ketika bayi berada dalam kandungan ia
berada dalam tiga kegelapan, yaitu: 1) kegelapan rahim, 2) kegelapan plasenta
(ari-ari), 3)
- Surah Al-Ghafir ayat 67
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ
ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ
ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ
وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Dialah
yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian
(kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian
(dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang
ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”
Pada
ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menjadikan manusia dari tanah,
kemudian menjadi setetes mani, dari setetes mani menjadi sesuatu yang melekat,
dan segumpal darah menjadi segumpal daging, kemudian dilahirkan ke dunia dalam
bentuk manusia.
Para ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah s.w.t menjadikan manusia dari tanah, maksudnya ialah Allah s.w.t menjadikan manusia dari saripati yang berasal dari tanah. Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang ternak dan dari tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Sebagaimana makanan yang dimakan ibu atau bapak itu menjadi mani. Telur mani ibu bertemu dengan mani bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan seterusnya. Sebagian ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Allah menciptakan manusia dari tanah, ialah bapak manusia Adam diciptakan Allah s.w.t dari tanah.
Para ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah s.w.t menjadikan manusia dari tanah, maksudnya ialah Allah s.w.t menjadikan manusia dari saripati yang berasal dari tanah. Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang ternak dan dari tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Sebagaimana makanan yang dimakan ibu atau bapak itu menjadi mani. Telur mani ibu bertemu dengan mani bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan seterusnya. Sebagian ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Allah menciptakan manusia dari tanah, ialah bapak manusia Adam diciptakan Allah s.w.t dari tanah.
Kemudian
Allah s.w.t menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya dari tanah itu
mengalami hidup dalam tiga masa, yaitu:
1.
Masa kanak-kanak.
2.
Masa dewasa.
3.
Masa tua.
Di
antara manusia ada yang diwafatkan-Nya pada masa kanak-kanak, ada pula pada
masa dewasa dan ada yang diwafatkan setelah berusia lanjut. Ketentuan kapan
seorang manusia meninggal itu berada di tangan Allah semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar